Headlines News :

Pengertian dan Contoh Rima Pada Puisi

Pengertian dan Contoh Rima Pada Puisi
Pada kesempatan pertama ini Frida akan membahas mengenai RIMA dengan Judul :
Pengertian Rima, Rima Dalam Puisi dan Contoh Rima

Apakah yang dimaksud rima?

Rima adalah Bentuk perulangan bunyi pada suatu rangkaian puisi, Rima sendiri terdiri dari dua bagian yaitu: 
  • rima kata, dan 
  • rima baris.
Rima kata terdiri dari dua bagian yaitu: 
  • rima yang terdapat dalam suku kata, dan 
  • rima yang mengulang kata tersebut sepenuhnya.

Rima suku kata ini sangat sederhana karena hanya mengulang bunyi pada suku katanya saja. Contoh yang paling mudah terdapat pada kata ulang dwilingga salin suara. Contohnya:

  • Sayur-mayur,
  • Lauk-pauk,
  • Beras-petas,
  • Gilang-gemilang,
  • Teram-temeram,
  • Dan lain-lain.
Sedangkan rima kata sendiri terdiri dari perulangan penuh kata tersebut. Contohnya terdapat pada kata ulang berimbuhan, seperti:
  • Sesayup-sayup,
  • Mendesir-desir,
  • Terapung-apung,
  • Berayun-ayun,
  • Dan lain sebagainya.
Cara menggunakan rima ini cukup mudah karena dapat diletakkan dimana saja dari bagian sebuah puisi. Sebagai contoh:
  • Lagu pekerja malam
  • Sesayup-sayup embun
  • Antara dynamo menderam
  • Pantun demi pantun.
Rima baris biasanya digunakan dalam puisi dua seuntai (Disticond), dan sajak empat seuntai (quatren). Tapi, yang paling banyak mengandung rima baris biasanya adalah Quatren.

Cara menentukan rima baris!

 
Ada beberapa bentuk rima baris yaitu: AAAA, AABB, ABAB dan ABBA.
Rima dengan pola AAAA, disebut rima sama bunyi. Contohnya:
  • Purnama raya
  • Bulan bercahaya
  • Amat cuaca
  • Ke Majalaya
Rima dengan pola AABB disebut rima berangkai. Contoh penggunaan rima ini adalah:
  • Di malam suram
  • Aku mendendam
  • Di pagi berkabut
  • Hati berserabut.
Rima dengan pola ABAB disebut juga sebagai rima berselang. Contoh penggunaan rima tersebut adalah pantun. Beberapa puisi quatren zaman “Pujangga Baru” banyak menggunakan bentuk rima seperti ini. Sebagai contohnya:
  • Purnama raya
  • Pungguk merayu
  • Dinda berseloka
  • Ayahda beradu.
Rima yang mempunyai pola ABBA, dikenal sebagai rima berpeluk. Bentuk ini jarang sekali digunakan dalam puisi-puisi modern seperti sekarang ini. Salah satu contoh polanya adalah:
  • Ketika hati dilanda kalut
  • Engkau datang mengisi jiwa
  • Kau hadir di saat duka
  • Menghibur hati yang berliput kabut.
Jangan dikira kalau menggunakan rima, terutama rima baris semudah yang anda pikirkan. Kebanyakan puisi di zaman modern ini memang sudah menggunakan gaya bahasa yang lebih bebas, baik itu dalam pola struktur baris, maupun jumlah baris dalam bait puisi. Tetapi ada juga penyair yang masih menggunakan rima tersebut.
Dalam karya-karya amatiran, rima biasanya digunakan sebagai pemanis suatu puisi. Sayangnya, penggunaan tersebut tidak memperhatikan pola-pola dan struktur yang ada. Oleh sebab itu, alangkah baiknya kita belajar mengenal dan menggunakannya dengan memperhatikan pola struktur dan makna yang bisa kita suratkan dalam sebuah puisi. Rima adalah ciri asli karya sastra Melayu yang tidak dimiliki oleh bentuk sastra manapun (khas).


Beberapa Tipe Rima
 
1.Rima Akhir Sempurna 

Rima akhir sempurna adalah persamaan bunyi pada suku kata terakhir..
Contoh:

  • jalan ~ pelan
  • panggang ~ tegang
  • tunggang ~ langgang
2. Rima Akhir Tak Sempurna 
Rima akhir tak sempurna adalah persamaan bunyi pada bagian suku kata terakhir..
Contoh:
  • makan ~ telan
  • pergi ~ kaki
3. Rima Akhir Ganda 
Rima akhir ganda adalah persamaan bunyi pada dua suku kata terakhir..
Contoh:
  • kerabat ~ menjabat
  • pangkalan ~ sejalan
4. Rima Akhir Ganda Tak Sempurna
Rima ganda tak sempurna adalah persamaan bunyi pada sebagian dua suku kata terakhir..

Contoh:
  • gelas ~ teras
  • piring ~ giling
5. Rima Awal 
Rima awal adalah persamaan bunyi pada suku kata awal..
Contoh:
  • kerja ~ kerbau
  • panggul ~ panggang
Rima dalam Puisi
 
Rima adalah pengulangan bunyi yang berselang, baik dalam larik sajak maupun pada akhir larik sajak. Rima merupakan salah satu unsur penting dalam puisi. 

Melalui rima inilah, keindahan suatu puisi tercipta. Rima tidak selalu berada di akhir baris dalam satu bait. Rima juga dapat ditemukan dalam satu baris.
Jenis-jenis rima:
A. Rima akhir, yaitu persamaan bunyi pada akhir baris
Macam rima akhir adalah:
1. rima silang [a-b-a-b],
Contoh:
  • Angin pulang menyejuk bumi,
  • Menepuk teluk menghempas emas,
  • Lari ke gunung memuncak sunyi,
  • Terayun-ayun di atas alas.(Amir Hamzah)
2. rima terus [a-a-a-a],
Contoh:
  • Di lereng gunung lembah menghijau,
  • Air terjun menghimbau-himbau,
  • Meraih beta pelipur risau,
  • Turut hasrat hendak menjangkau.(Dali S. Sinaga)
3. rima pasang [a-a-b-b],
Contoh:
  • Indonesia tanah airku,
  • tanah tumpah darahku,
  • di sanalah aku digusur,
  • dari tanah leluhur ……(Husni Djamaludin)
4. rima patah [a-a-a-b/a-b-a-a/a-a-b-a],
Contoh:
  • Selalu kau teringat padaku?,
  • Seperti aku tak pernah lupa padamu?,
  • Tak sepatah keluar dari mulutmu,
  • Tapi setitik air mata tercurah.(Sitor Situmorang)
5. rima peluk [a-b-b-a].
Contoh:
  • Di lengkung cahaya berhias bintang,
  • Cahaya bulan di ombak menitik,
  • Embun berdikit turun merintik,
  • Engkau menantikan ikan datang …….(J.E. Tatengkeng)
B. Rima datar, yaitu persamaan bunyi pada tiap-tiap larik sajak.
Macam rima datar adalah
1. rima asonansi [pengulangan bunyi vokal]
Contoh:
  • burung perkutut di ladang berumput,
  • neba berkawan menelani kerikil,
  • kami segan memasang pulut,
  • memikat burung begitu mungil.(Piek Ardijanto Soeprijadi)
2. rima aliterasi [pengulangan bunyi konsonan]
Contoh:
  • Kaulah kandil kemerlap,
  • Pelita jendela di malam gelap,
  • Melambai pulang perlahan,
  • Sabar, setia selalu …… (Amir Hamzah)

Beberapa Contoh Rima Dalam Bentuk Puisi Secara Lengkap:

Airmata Buaya

Kau bicara kejujuran sambil berdusta
Kau bicara kesederhanaan sambil shopping di Singapura
Kau bicara nasionalisme sambil jual aset negara
Kau bicara kedamaian sambil memupuk dendam belaka

Kau bicara anti korupsi sambil menjarah setiap celah
Kau bicara persatuan sambil memecah belah

Kau bicara demokrasi ternyata untuk kepentingan semata
Kau bicara kemiskinan di tengah  bergelimpangan harta
Kau bicara nasib rakyat sambil pura-pura menderita
Kau bicara pengkhianatan sambil berbuat yang sama
Kau bicara seolah dari hati sambil menitikkan air mata
Dasar Air Mata Buaya.   
                                                        (oleh: Fadli Zon)


Kesima

Seperti baru kemarin kulihat wajahmu yang belia
Kugendong, kurangkul serta kubelai dengan penuh cita
Dan terselip canda...
Menghiasi arti kasih sayang yang membahana dalam dada


Tanpa terasa...  lintasan waktu datang juga menerpa
Mengikuti redupnya senja
Bersama guratan asa yang hanya nista adanya

Kuharap kelak dalam genggamanmu
Asaku dapat kau ramu
Itulah do'aku untukmu selalu, oh anakku.
                   (Papa Frida, Coretan 17 Oktober 2014)

Negeri Impian

Indahnya negeriku
Indahnya negeri tanpa masalah
Indahnya kedamaian dimana-mana
Indahnya masyarakat makmur sentosa

Pemerintah yang pro rakyat
Wakil yang peduli pada rakyat
Terjun langsung melihat rakyat
Uang negara dipergunakan pada hal yang tepat tak ada kasus korupsi

Negara hijau
Negara kaya akan hayati
Tak ada pembabatan hutan
Tak ada pengikisan pegunungan

Ibukota yang sejuk
Ibukota yang hijau
Ibukota yang bersih
Ibukota yang damai
Ibukota yang kami banggakan

Pendidikan Gratis

Kebutuhan sekolah gratis
Seragam, pulpen, pensil, dan tas gratis
Pokoknya semua serba gratis

Tiba-tiba!!!
Tiba-tiba alarmku berdering
Aku membuka mata dan melihat sekeliling

Aku sadar ini hanyalah sebuah mimpi


Semoga bermanfaat... Selamat Belajar.

Artikel lain Sastra yang mungkin anda butuhkan klik PORTAL SASTRA
-)o(-

2 komentar:

Choose Your Own Language

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © Pebruari 2017 - FRIDA ACEDA - All Rights Reserved
Design by Utak-Atik Mediatama Sumedang